(Minho POV)
“Pagi, oppa!!!” teriak Jiyeon bersemangat.
Dengan mata yang masih setengah terbuka aku melirik jam tanganku. Jam yang sangat pagi untuk seorang Jiyeon. Ini salah satu hal yang selalu kumaklumi darinya. Aku tahu bagaimana kebiasaan hidupnya dulu. Jadi, aku selalu menerima meskipun aku bangun pagi, dia masih tertidur pulas. Bahkan seringkali aku berangkat tanpa sempat melihatnya bangun. Tidak sampai disitu, aku juga yang menyiapkan sarapan untuknya. Tapi aku tidak pernah mengeluh dengan hal itu.
“Oppa, bangunlah.”
“Ini hari Sabtu, Jiyeon. Aku ingin bangun lebih siang.”
Aku menarik selimutku untuk tidur lagi. Dia tidak mengangguku lagi. Aku hanya bisa menahan tawaku ketika mendengar suara berisik di dapur. Dia memasak untukku.
“Oppa, karena aku sudah memasak hari ini, bolehkah aku meminta sesuatu padamu?”
Continue reading