You Melt My Heart [Part 17-END]

(Minho POV)

“Pagi, oppa!!!” teriak Jiyeon bersemangat.

Dengan mata yang masih setengah terbuka aku melirik jam tanganku. Jam yang sangat pagi untuk seorang Jiyeon. Ini salah satu hal yang selalu kumaklumi darinya. Aku tahu bagaimana kebiasaan hidupnya dulu. Jadi, aku selalu menerima meskipun aku bangun pagi, dia masih tertidur pulas. Bahkan seringkali aku berangkat tanpa sempat melihatnya bangun. Tidak sampai disitu, aku juga yang menyiapkan sarapan untuknya. Tapi aku tidak pernah mengeluh dengan hal itu.

“Oppa, bangunlah.”

“Ini hari Sabtu, Jiyeon. Aku ingin bangun lebih siang.”

Aku menarik selimutku untuk tidur lagi. Dia tidak mengangguku lagi. Aku hanya bisa menahan tawaku ketika mendengar suara berisik di dapur. Dia memasak untukku.

“Oppa, karena aku sudah memasak hari ini, bolehkah aku meminta sesuatu padamu?”
Continue reading

You Melt My Heart [Part 16]

(Minho POV)

Ponsel Jiyeon berdering sementara orang itu ada di dalam toilet. Tanganku terulur untuk mengambilnya. Tapi dia buru-buru menepis tanganku dan langsung meraih ponselnya. Aku terkejut dan menatapnya dengan tidak percaya.

“Wae?” tanyaku.

“Apanya?”

“Kenapa aku tidak boleh memegang ponselmu?”

Dia menggeleng cepat. “Aniyo. Bukan apa-apa, oppa.”

Dia langsung fokus dengan ponselnya. Aku menatapnya dengan curiga. Siapa yang mengiriminya pesan singkat itu? Apa jangan-jangan Jinki hyung? Kemarin dia menanyakan soal Jinki hyung. Jangan-jangan dia masih menyukai Jinki hyung. Atau jangan-jangan Jinki hyung mengajaknya baikan.
Continue reading

You Melt My Heart [Part 15]

(Jiyeon POV)

Aku hanya bisa memejamkan mataku ketika melihat mobil itu ada di jarak yang sangat dekat denganku. Tiba-tiba aku merasa tubuhku dipeluk dari arah belakang dan aku tidak bisa melihat apapun. Aku hanya bisa merasakan pelukan erat disaat tubuhku berguling-guling. Aku berhenti berguling. Aku membuka mataku. Aku melihat Minho oppa meringis menahan sakit.

“Oppa….”

“Neo gwaenchana?” tanyanya.

Aku mengangguk. Berkat pelukan itu, aku bahkan tidak terluka sedikitpun. Aku memperhatikan Minho oppa dengan lebih jelas, tubuhnya terluka parah. Lengannya tergores aspal. Bahkan bibirnya terkoyak cukup lebar. Aku hampir menangis saat ini.

“Ah, syukurlah.” katanya sambil menahan sakit.

“Oppa, kau terluka banyak.” Kataku.

“Aku baik-baik saja.” Katanya.
Continue reading

You Melt My Heart [Part 14]

(Minho POV)

Aku sedang menyebarkan flyer di mall ketika ada seorang ibu yang berlari tergesa kemudian menabrak aku hingga flyer itu tumpah di jalanan. Aku hanya bisa menghela nafas panjang kemudian berjongkok untuk memungutinya.

Ketika aku sedang memunguti, ada tangan kecil yang ikut membantuku. Aku menengadah untuk menatap wajahnya. Jiyeon.

“Kenapa kemari?” tanyaku.

Belum sempat dia menjawab, ada langkah yang terhenti diantara kami. Aku menengadah lagi. Seorang namja setengah baya dengan pakaian yang sangat rapi.

“Ayahku.” kata Jiyeon pelan.

Aku hanya bisa menelan ludah mendengar pernyataannya. Kemudian aku langsung berdiri dan menundukkan kepalaku untuk memberi hormat padanya.

Tiba-tiba dengan wajah yang memerah, dia menarik paksa tangan Jiyeon. Aku sudah tahu kalau responnya akan seperti ini. Aku terdiam melihat ke arah mereka.

“Mwo? Itu namja yang kau pacari?!” teriaknya keras.
Continue reading

You Melt My Heart [Part 13]

(Minho POV)

Aku melihatnya tampak gembira dengan kertas-kertas yang ditulisnya dulu. Aku hanya bisa tersenyum melihatnya.

“Wae? Kau tampak gembira sekali.”

“Aniyo. Aku tidak menyangka kalau aku sudah banyak mengirimi surat.”

Aku tersenyum. Aku dan Jiyeon punya tempat rahasia yang letaknya tidak begitu jauh dari sekolah Jiyeon. Sebuah pohon yang besar, ada celah cukup besar diantara akarnya. Jiyeon meletakkan suratnya disana dan aku akan mengambilnya malam hari sepulang kerja.

“Tentu saja. Kau banyak bercerita padaku. Bahkan semua kebodohanmu, aku tahu.”

“Aku malu kalau membaca semua ini. Aish, ternyata aku separah ini.”

“Aniyo. Itu keistimewaanmu, Jiyeon-ie.”
Continue reading