(Minho POV)
“Aku minta kau menceraikanku.” katanya begitu tersadar.
Aku tahu sekali semua akan berakhir begini. Oetokke? Aku tidak ingin hal ini terjadi. Jebal, aku tidak ingin mendengar kata-kata itu dari mulutmu, Jiyeonie.
“Dengarkan aku dulu…”
“Aku tidak mau mendengar apapun!” teriaknya sambil menutup telinganya.
Aku menghela nafas panjang. Percuma. Dia tidak akan mau mendengar perkataanku. Lagipula kenyataan yang dia lihat terlalu pahit. Aku tidak bisa mengelak lagi.
“Minho-ah, keluarlah dari kamarku.”
“Jiyeon-ie…”
“Jebal. Aku sudah sangat lelah. Aku tidak sanggup lagi berteriak.”
“Ini tidak adil. Dengarkan aku dulu.” Sial, aku tidak kuat lagi. Ingin menangis.
“Jebal.” Katanya pelan.
Aku ingin menjelaskan semua tapi Jiyeon sepertinya sudah benar-benar menutup telinga dan hatinya untuk mendengarku.
Continue reading →