Ring Ding Bel [Part 9]

(Jinki POV)

Aku kesal karena eomma masih saja bersikeras menjodohkanku. Padahal yeoja kemarin sudah gagal, tapi dengan mudahnya dia menemukan yeoja lain. Sama seperti kemarin, kami berjalan tidak menentu. Layaknya orang kencan. Hanya saja aku tidak menikmatinya.

Aku melihat Eun Mi berjalan sendirian. Dia tampak melamun dengan headset di telinganya. Duduk di depan toko buku besar itu.

(Eun Mi POV)

Aku melihat ahjusshi bergandengan tangan dengan seorang yeoja. Yeoja yang berbeda dengan yang kemarin. Oetokke? Aku benar-benar panas saat ini. Benarkah? Benarkah aku menyukainya?

Kulihat dia tampak bicara dengan yeoja itu. Wajah yeoja itu tampak kesal, kemudian dia menampar pipi ahjusshi dan pergi begitu saja. Ketika aku masih kaget dengan kejadian tersebut, ahjusshi mendekatiku dan duduk di sebelahku.
Continue reading

Move To You (Part 4-END)

(Hee Rin POV)

Setelah kejadian kemarin, aku tidak mau menemui Min Hyo. Rasanya enggan sekali bertemu dengannya. Bahkan ketika dia datang ke rumah, aku menyuruh eomma mengatakan bahwa aku sedang tidur. SMS juga teleponnya kuabaikan.

Ketika aku sedang menonton televisi, ada sms masuk ke ponselku. Mwo? Namanya bertuliskan Wooyoung? Mengapa dia mengirim sms padaku? Baru saja aku mau membalasnya, ponselku berdering. Dia meneleponku.

“Yeobseo.”

“YA! Berani sekali tidak membalas smsku.”

“YA! Aku bahkan belum sempat menekan tombol ponselku! Kau begitu banyak bicara, Wooyoung ssi!”

“Bisakah kita bertemu? Aku ingin mengembalikan syalmu.”

“Gwaechana. Kuberikan itu untukmu. Kau pasti punya sejuta barang mahal, tapi kau tidak punya barang murah kan? Karena itu kuberikan padamu. Aku satu-satunya penggemarmu yang memberikan barang bekas padamu.”

“Ada yang ingin kusampaikan. Datanglah. Aku akan mengirimimu alamat tempat makan yang enak. Datanglah. Aku menunggumu.”

“Aku…”

Klik. Ponsel dimatikan. Bagus sekali Wooyoung ssi. Sekarang kau belajar darimana memaksakan kehendakmu? Continue reading

Move To You (Part 3)

(Hee Rin POV)

Setelah kejadian kemarin aku semakin menyukainya, Lee Junho. Meskipun sebenarnya hubungan kami tidak begitu dekat. Dia memang meminta nomorku, tapi sekalipun dia tidak pernah menghubungiku. Aku paham kok dengan kesibukannya dan aku juga cukup tahu diri dengan tidak berharap banyak akan kedekatan hubungan kami. Ini semacam hadiah dari seorang idola, begitulah kuanggap. Tapi aku tetap tidak sabar bertemu dengannya lagi. Ya, tiga hari lagi.

Continue reading

Move To You (Part 2)

(Hee Rin POV)

Hari H. Hari yang sudah lama kutunggu. Ya, hari dimana aku bisa bertemu dengan Junho oppa. Mimpiku akan segera terwujud. Aku segera menyiapkan penampilan terbaikku kemudian pergi ke tempat yang telah diberitahu Wooyoung. Begitu sampai ke tempatnya, kuhubungi Wooyoung.

 

(Junho POV)

Ponsel Wooyoung hyung berdering berkali-kali. Sedangkan dia sedang pergi. Sepertinya kulihat dia sedang mempersiapkan diri untuk penampilan kami. Aku memang sudah lebih dulu selesai bermake up maupun berpakaian. Mulanya kubiarkan ponsel itu berdering. Bagaimana pun juga tidak sopan mengangkat ponsel oranglain meskipun dia adalah hyungku. Tapi nomor itu seolah tidak berhenti menelepon.

 

(Hee Rin POV)

YA! Wooyoung ssi! Apa maumu? Mengapa tidak mengangkat teleponku? teriakku dalam hati saat menerima kenyataan dia tidak mengangkat ponselnya. Kakiku sudah pegal menunggunya selama sejam karena dia memintaku datang sejam sebelum acara dimulai.

Klik. “Yeobseo.” terdengar suara di seberang sana. Yeah. Akhirnya dia mengangkat teleponnya.

 

(Junho POV)

“TEGA! KAU BENAR-BENAR TEGA!” gendang telingaku hampir pecah ketika mendengar suara yang sepertinya seorang yeoja.

“Mian. Tapi….”

“Wooyong ssi, kalau kamu memang ingin mengerjaiku, bukan begini caranya. Kau tahu, sendiku hampir terlepas karena menunggumu. Kalau kamu tidak keluar sekarang juga, kuanggap kamu adalah pecundang. SELAMANYA!”

Morago? Apa iya hyung pernah berjanji dengan seorang yeoja? Sepertinya dia sudah lama menunggu. Tapi apa iya dia adalah hottest? Tapi terdengar dari cara bicaranya dia akrab dengan hyung. Sebenarnya siapa dia?

Aku sedang memikirkan siapa yeoja itu ketika Wooyoung hyung masuk ke ruangan make up, Continue reading

Move To You (Part 1)

Title                      : Move to you

Author                  : Onyunita

Main Cast              : Jang Wooyoung (2pm), Kwon Hee Rin (OC),

Support Cast        : Lee Junho (2pm), Hwang Chansung (2pm), Shim Min Hyo  (OC)

Length                  : Oneshot

Genre                             : Romantic

Rating                  : General

ini ceritanya bukan tentang SHINee. hehehe.. author lagi naksir si Jang Wooyoung oppa waktu buat ini. Mian, author agak ga konsisten dengan SHINee. Tapi SHINee tetep yang terbaik kok :). Meskipun sama ngaconya dengan cerita yang laen, tapi kan tokohnya agak beda. hahaha. diminta komentarnya 🙂

 

(Hee Rin POV)

“Bagaimana kaus yang kubuat? Yeoppeo?” tanyaku pada Min Hyo, sahabat dekatku, sambil menunjukkan kaus putih yang telah kucoret-coret dengan cat poster kepunyaan adikku. Tulisannya sederhana, hanya I love Junho.

Junho, namja bertubuh kekar itu selalu saja mencuri hatiku di setiap penampilannya. Semua gayanya kusukai, tidak ada yang tidak kusukai. Karena dia juga aku betah berjam-jam berdiri di depan televisi hanya untuk melihatnya menyanyikan lagu yang mungkin saja sudah ribuan kali kudengar.

Tapi, meskipun aku sangat menyukainya, jujur saja aku tidak pernah bertemu dengannya. Entahlah, selalu saja tidak ada kesempatan untuk bertemu dengannya. Kadang masalahnya adalah kehabisan tiket atau mungkin lokasinya terlalu jauh. Pokoknya banyak alasan untuk membatalkan keinginanku untuk bertemu dengannya langsung.

“Pabo. Kamu terlihat semakin pabo.” sahutnya ketus. Min Hyo memang tidak membenci Junho. Hanya saja wanita realistis seperti dirinya tidak akan pernah mau menyukai orang yang dianggapnya mustahil untuk diraih. Dia sangat kaku bahkan tidak ada satu orang pun artis yang pernah menggelitik hatinya.

“Aish. Ne! Aku pabo! Puas kamu?”

“Baguslah kamu menyadarinya. Untuk apa membuang waktumu hanya untuk orang yang bahkan tidak pernah tahu terhadap keberadaanmu?”

“Arraseo! Bisa hentikan mulut lebarmu itu?”

“Tapi nasihatku itu benar…” Continue reading