(Hee Rin POV)
Setelah kejadian kemarin, aku tidak mau menemui Min Hyo. Rasanya enggan sekali bertemu dengannya. Bahkan ketika dia datang ke rumah, aku menyuruh eomma mengatakan bahwa aku sedang tidur. SMS juga teleponnya kuabaikan.
Ketika aku sedang menonton televisi, ada sms masuk ke ponselku. Mwo? Namanya bertuliskan Wooyoung? Mengapa dia mengirim sms padaku? Baru saja aku mau membalasnya, ponselku berdering. Dia meneleponku.
“Yeobseo.”
“YA! Berani sekali tidak membalas smsku.”
“YA! Aku bahkan belum sempat menekan tombol ponselku! Kau begitu banyak bicara, Wooyoung ssi!”
“Bisakah kita bertemu? Aku ingin mengembalikan syalmu.”
“Gwaechana. Kuberikan itu untukmu. Kau pasti punya sejuta barang mahal, tapi kau tidak punya barang murah kan? Karena itu kuberikan padamu. Aku satu-satunya penggemarmu yang memberikan barang bekas padamu.”
“Ada yang ingin kusampaikan. Datanglah. Aku akan mengirimimu alamat tempat makan yang enak. Datanglah. Aku menunggumu.”
“Aku…”
Klik. Ponsel dimatikan. Bagus sekali Wooyoung ssi. Sekarang kau belajar darimana memaksakan kehendakmu? Continue reading →