annyeong, chingudeul. hai para reader sekalian. author kangen sekali sama celotehan dan komentar para reader sekalian. mianhaeyo karena lagi-lagi author terlalu lama tidak mengisi disini. tapi author tidak hiatus kok. author hanya sedang disibukkan oleh hal lain. namun karena author sangat senang punya reader seperti kalian, author terus berusaha untuk mengisi ceritanya. tapi author mohon maaf kalau terlalu lama. maaf juga kalau hasilnya masih kurang memuaskan. gomawoyo atas perhatian dan dukungannya. semoga terhibur.
(Suzy POV)
Aku sudah hapal betul kebiasaan oppa. Dia tidak akan pulang ke rumah jika dia sedang marah besar. Dia sangat sulit mengendalikan emosi sehingga melarikan diri adalah cara yang dipilihnya untuk menghindarkanku dari perlakuan buruk yang mungkin saja menimpa akibat kemarahannya. Aku juga tahu persis kemana dia pergi saat dia butuh pelampiasan. Segera saja aku menyetop taksi dan pergi ke tempat yang sudah melekat dalam pikiranku.
Sepanjang perjalanan, aku malah memikirkan kejadian di rumah sakit tadi. Bukan. Bukan kejadian oppa yang mau memukul mantan pacarku itu. Tapi aku memikirkan perasaanku. Seharusnya seorang Suzy yang dulu akan enggan melakukan hal tadi, tapi aku baru saja memeluknya. Aku memeluknya!
Tapi kalau mengingat Kibum oppa, maka akan muncul kembali bayang-bayang wajah Junhyung oppa dan itu membuatku sangat serba salah. Bahkan aku ingin mengkategorikan perasaan serba salah ini sebagai rasa yang sangat menyiksa. Aku bahkan tidak tahu akan jadi seperti apa takdirku kali ini.
Continue reading →