Gangster in Love [Part 14]

Please read this first.

(Hayoung POV)

“Oraenmaniya, Kwon Yoobin.”

Kami berdua refleks menoleh ke belakang. Aku tertegun menatapnya. Begitu pula dengan Yoobin.

“Sun..sunbae..sunbaenim..” kata Yoobin terbata. Airmatanya bergulir begitu saja. Sama seperti dulu, namja ini masih saja tidak sanggup melihat airmata Yoobin.

“YA! Mengapa menangis begitu.” Dia langsung mengusap lembut pipi Yoobin.

“Ah, maafkan aku.” Yoobin menyadari kesalahannya dan buru-buru mengusap airmatanya.

Namja itu tersenyum kemudian dia berjalan dan duduk di hadapan kami. Astaga. Empat tahun berlalu dan wajahnya sangat luar biasa saat ini. Ya, sejak dulu aku tahu kalau dia memang tampan. Namun setelah sekian lama tidak melihatnya, dia jadi sangat tampan.

“Jal jinaego isseo?” tanyanya pada Yoobin.

“Hmmm… Lumayan. Bagaimana denganmu?”
Continue reading

Gangster in Love [Part 13]

Please read this first.

(Author POV)

“YA! KWON YOOBIN!”

Yoobin membuka matanya dengan penuh keterkejutan ketika mendengar suara nyaring memanggil namanya.

“Hayoung-ah?” tanya Yoobin dengan wajah tidak percaya.

“YA! Kenapa tidur disini sendirian? Kau tidak takut?”

Yoobin menatap matras yang ditidurinya kemudian menatap Hayoung. “Aku tidur disini sendirian?”

“Ne. Akupun sangat heran. Semalam ibumu menanyakan padaku karena kau bilang tidur di rumahku. Tapi kutunggu sampai tengah malam, kau tidak juga datang. Kenapa tidur disini?”
Continue reading

Gangster in Love [Part 12]

Please read this first.

(Jongin POV)

Setelah beberapa hari Yoobin ngotot tidak mau ikut acara klub, aku cukup lega karena yeoja ini akhirnya datang. Aku pikir dia hanya pura-pura mengumpulkan formulir dan tidak datang pada hari H. Aku senang melihatnya menunjukkan wajah imutnya itu hari ini.

“Jongin-ah.” panggilnya sambil melingkarkan tangannya di tanganku.

“Aku tidak akan menganggapmu teman jika kau memilih duduk bersama Yongguk sunbae dalam bus.”

“Arrasseo. Aku sudah bilang kalau aku duduk denganmu.” katanya sambil tertawa jenaka. Yongguk sunbae menatapku kesal dari kejauhan. Namja itu sudah berkali-kali menegurku karena hubungan kami tapi tidak sedikitpun Yoobin mengubah perilakunya.

“Semuanya berkumpul.” kata seonsaengnim.

Kami berbaris rapi menurut klub masing-masing. Klub seni memang klub yang paling rutin mengadakan acara. Karena klub kamilah yang pesertanya paling banyak, meski tidak banyak yang ikut klub lukis.

“Karena aku tahu kalian pasti sudah berencana duduk dengan teman kalian, maka aku mengadakan permainan.” sambung seonsaengnim.
Continue reading

Gangster in Love [Part 11]

Please read this first.

(Woohyun POV)

Kami sedang berencana makan di kantin ketika kami tidak sengaja berpapasan dengan Yongguk dan Yoobin. Mwo? Yoobin bahkan sudah terlihat begitu bahagia bicara dengan namja itu. Aku melirik Jonghyun yang berusaha untuk tenang.

“Wae?” tanya Jonghyun begitu mereka berlalu begitu saja. Ya, yeoja manapun akan benci dicampakkan begitu saja. Begitupun dengan Yoobin. Yeoja itu hanya berusaha untuk tidak menatap Jonghyun.

“Aniya.” sahutku.

“Aku harus bisa merelakannya, Nam. Itu janjiku. Semakin bahagia dia bersama Yongguk, sudah seharusnya aku semakin bahagia untuknya.”

“Makan omong kosongmu itu, Jjong!” sahutku kesal. Jonghyun terlalu banyak berbohong dengan dirinya. Memang aku tidak tahu kalau dia begitu tersiksa dengan semuanya?
Continue reading

Gangster in Love [Part 10]

Please read this first.

(Yoobin POV)

“Aku mau main di rumahmu, Jongin.” kataku saat Jongin datang ke kelasku sepulang sekolah. Aku yang memintanya menemuiku di kelas.

“Mau apa kau di rumahku?”

“Eomma menemani appa berobat. Mereka pulang malam. Aku malas sendirian di rumah.”

“Bagaimana dengan Hayoung?”

“Dia ada urusan katanya.”

“Geurae. Tapi jangan berisik. Kau tidak boleh mengganggu halmeoni.”

“Arrasseo.”

Aku melingkarkan lenganku di lengan Jongin. Namja itu hanya tersenyum tipis kemudian mengusap kepalaku perlahan. Ketika itulah Yongguk sunbae masuk ke kelasku. Dia menggigit bibirnya ketika melihatku bersama Jongin. Kemudian dia mengulurkan tangannya dan menarik tanganku.

“Sakit, sunbaenim.” keluhku.

“YA! Kim Jongin!” bentaknya.

“Waeyo? Jongin tidak melakukan kesalahan apapun.” kataku.
Continue reading