Boy+Lipstick = Love? [Part 16-END]

seperti janji author, cerita ini dilanjutkan karena komentarnya sudah mencukupi. gomawoyo, readers. semoga masih menunggu kelanjutan cerita yang lain. terima kasih sudah berkomentar. ditunggu di lain cerita.

annyeong!

happy reading all ^^

(Kibum POV)

Hari pernikahan Taeyeon noona. Akhirnya noona mendapat restu untuk menikat dengan satu-satunya namja yang paling dicintainya itu. Ya, Teuki hyung. Meskipun sempat bersitegang beberapa waktu, akhirnya mereka diizinkan menikah. Hari ini keduanya tampak sangat luar biasa dengan gaun pernikahannya.

“Kibum-ah, oette?” tanyanya sambil memainkan gaunnya.

“Cantik.” Sahutku pendek.

“Gomawoyo.”

“Mulai sekarang berhentilah jadi yeoja kekanakan. Kau sudah bersuami.”

“Arraseo.” sahutnya sambil terkekeh.

Kemudian aku berjalan kearah depan dan aku melihat Junhyung hyung berjalan bergandengan tangan berdua dengan Suzy. Darahku lagi-lagi berdesir.

“Annyeong, Kibum.” Sapa hyung.

“Hyung kenapa bisa disini?” tanyaku dan berpura-pura tidak melihat kearah Suzy.

Sudah berlalu dua hari sejak masalah itu dan Suzy malah seperti berubah pikiran. Dia tiba-tiba mengatakan ingin mempertimbangkan lagi keputusannya. Dia tidak mau tergesa memilihku. Aku memang pusing tapi aku tidak mau memikirkan itu terlalu banyak. Jadi ketika dia meminta waktu untuk menjauh, kuturuti saja. Dan siapa yang sangka kalau dia tiba-tiba datang ke pernikahan kakakku dengan mengandeng tangan hyung. Jadi dia lebih memilih hyung? Dan dia mau memproklamirkan itu? disini?

“Leeteuk adalah teman lamaku. Dia yang mengundangku. Aku tidak pernah tahu kalau kau adalah sepupu Taeyeon.”

“Tentu. Kami sama sekali tidak mirip.” kataku sinis. Aku tidak bisa menyembunyikan kekesalan hatiku.

Hyung tampak ingin bicara ketika eomma memanggilku. Ada sedikit keperluan yang membuatku harus meninggalkan mereka. Syukurlah. Aku bisa bernafas lega sekarang. Kemudian setelah urusanku selesai, aku kembali ke ruang utama.

 

(Author POV)

Ketika acara hiburan, Junhyung dan Suzy yang tampak masih bergandengan mesra kemudian diundang naik ke atas panggung karena mereka ingin memberikan sebuah persembahan untuk mempelai. Junhyung tampak meraih gitar kemudian bernyanyi sementara Suzy menyanyikan sebuah lagu romantis dengan suara indahnya. Sementara Kibum yang menyaksikan dari bangku penonton, hanya bisa mendengus kesal melihat itu semua.

Setelah selesai bernyanyi, Kibum yang masih kesal kemudian berdiri untuk meninggalkan ruangan. Diluar dugaan, Suzy berjalan menghampirinya. Kibum tampak terkejut dengan kedatangan Suzy.

“Oppa, mau kemana?” tanyanya.

“Mencari udara segar. Kenapa?” tanya Kibum sinis.

“Boleh aku ikut? Junhyung oppa bertemu teman lamanya dan aku pasti akan bosan.”

Kibum tampak terdiam. Dia ingin sekali menolak permintaan yeoja yang paling disukainya itu. namun ternyata mengeluarkan kalimat penolakan bukanlah hal yang mudah bagi Kibum mengingat perasaannya untuk Suzy masih sama.

“Terserahmu saja.” sahut Kibum pendek.

Kemudian mereka berjalan-jalan disekitar gedung pernikahan yang tampak sepi karena hampir semua undangan ada di hall utama. Tidak banyak undangan yang berada di luar hall saat acara seperti ini.

“Oppa tampak tampan dengan jas seperti itu.” kata Suzy sambil tersenyum.

“Oppa? Nugu? Aku? Atau hyung?” tanya Kibum yang semakin lama semakin sinis.

Suzy hanya tersenyum mendengar jawaban namja yang bahkan enggan menatap matanya sebentar saja. Tapi Suzy memilih tidak menyahuti perkataan Kibum dan hanya diam saja. Mereka terus berjalan perlahan mengitari gedung.

“Gedungnya bagus. Konsep pernikahannya juga. Apa eonni yang menyusun konsepnya sendiri?” tanya Suzy yang lagi-lagi memulai pembicaraan.

“Aniyo. Aku yang membuatnya. Aku yang memilih gedungnya. Aku juga yang menyusun acaranya.”

“Jinja? Apa oppa tidak terlalu ikut campur?”

“Aniyo. Noona dan hyung senang kalau aku yang melakukan itu. Jadi kulakukan.”

“Kalau begitu mereka pasti tidak menyesal memilihmu, oppa. Pestanya luar biasa.”

“Gomawo.”

“Aku jadi membayangkan seperti apa sempurnanya pesta pernikahanmu nanti, oppa.”

Kibum langsung terdiam mendengar penuturan Suzy. Kalimat pernikahan yang diucapkan Suzy membuatnya sedikit melamun. Namun dia cepat-cepat sadar dan membuat lamunannya itu pergi agar tidak diketahui Suzy bahwa dia masih mengharap yeoja itu.

 

(Kibum POV)

Ketika kami berjalan ke bagian depan gedung, aku melihat Yuri noona datang. Aish, ini kesempatanku. Aku tidak boleh berlarut terlalu dalam dan membuat Suzy bisa melihat kesedihanku. Aku akan memanfaatkan noona.

“Kibum-ah.” panggil noona sambil melambaikan tangannya dan menghampiriku.

Aku langsung memeluknya dengan lembut sambil mengusap punggungnya. Noona tampak terkejut namun Suzy sepuluh kali lebih terkejut. Yes, rencanaku berhasil!

“Kenalkan, dia teman akrabku. Yuri noona.” Kataku sambil memperkenalkan noona padanya.

Suzy, yang meskipun benar-benar tampak kaget dan tidak percaya, dia memilih menjabat tangan noona dan tetap tersenyum.

“Yuri.”

“Suzy.” Sahutnya.

“Hmmm… kalau begitu aku harus menemaninya. Mian, kutinggal dulu.”

Kugandeng tangan Yuri noona dan pergi menjauh dari Suzy. Kemudian saat kami berjalan berdua dengan jarak yang cukup jauh dari suzy, noona tertawa kecil.

“Waeyo?” tanyaku.

“Keu yeoja…..”

“Kenapa?”

“Dia pacarmu?”

“Aniyo. Kenapa noona bertanya seperti itu?”

“Kalau begitu dia pasti mantan pacarmu.”

“Noona!” pekikku kesal.

“Benar kan? Caramu itu sama sekali tidak keren, Kibum.”

“Aish, noona ini bicara apa?”

“Kau mau memanas-manasi dia? Ckckck. Gayamu benar-benar kuno, Kibum-ah.”

“Terserahmu!”

Sial. Kenapa noona bisa tahu? Apa terlihat jelas dari gayaku? Jangan-jangan Suzy juga tahu kalau aku sedang memanas-manasi dirinya. Aish, mau diletakkan dimana wajahku ini kalau dia bisa membaca pikiranku?

“Tapi kau beruntung. Dia cemburu tadi.”

“Jinja?” tanyaku.

Noona kembali tertawa terbahak-bahak ketika melihat aku tampak antusias mendengar kalimatnya barusan.

“Jadi benar kan kau hanya ingin menggodanya tadi?” ejeknya.

“Terserahmu saja, noona! Tapi tolong jelaskan maksudmu tadi.”

“Aku tidak akan menjelaskan sebelum kau mengaku.”

Aku menghela nafas panjang. Dia memang gigih dan sedikit keras kepala. Percuma melawannya. Aku tidak akan bisa menang.

“Iya. Memang benar begitu, noona.”

Dia tersenyum sambil menutup mulutnya. Kemudian dia mengusap kepalaku dengan gemas. Aku hanya diam saja ketika dia melakukan itu.

“Aku perempuan dan aku tahu perasaan perempuan hanya dengan melihat ekspresi wajahnya saja.”

“Lalu apa arti ekspresi wajahnya tadi?”

“Dia pikir aku punya hubungan spesial denganmu. Mengingat caramu memelukku, tidak aneh dia berpikir seperti itu.”

“Lalu? Lalu?”

“Lalu, dia tampak sangat emosi ketika kamu menggandeng tanganku. Hmmm.. kalau dia mantan pacarmu, kupikir dia masih punya perasaan padamu.”

 

(Yuri POV)

“Jeongmalyo, noona? Apa kalimatmu bisa kupercaya?”

“Tentu saja. Aku itu hebat, tahu.”

“Gomawo, noona.”

Cup. Kibum mengecup pipiku dengan gayanya yang kekanakan. Ya, dia sudah memandangku dengan berbeda sekarang. Dia benar-benar menganggapku kakaknya. Tapi aku senang dengan keadaan seperti ini. Kibum dan masa lalunya denganku akan jadi cerita yang kusimpan baik-baik dalam memoriku. Sekarang yang harus bisa kujalani adalah, hidup baruku dengan Nickhun.

“Jadi dia penyebabnya?” tanyaku iseng.

“Penyebab apa?”

“Kau tahu? Kupikir kau akan marah ketika aku bilang aku memilih Nickhun tapi kau malah tampak tenang. Jadi sebenarnya kau sudah ada pilihan lain makanya kau tenang seperti itu?”

Aku baru menyadari hal itu ketika melihat dia dan yeoja itu serta gaya mereka berdua. Untunglah aku tidak gegabah memilih Kibum. Kalau aku melakukan itu, mungkin aku adalah penghalang diantara mereka berdua.

“Noona, kau pintar sekali.” Sahutnya terkekeh.

“Paboya! Lain kali tidak boleh diulangi!”

“Arraseo, noona. Mian. Keunde, Nickhun hyung dimana?”

“Dia rapat.”

Nickhun memang sudah mengurangi kesibukannya di dunia bisnis yang digelutinya. Meskipun begitu, dia tetap saja masih kesulitan menyediakan waktu untukku. Tapi sekarang aku memilih untuk tidak banyak menuntut. Dengan perhatian dan kelembutan yang diberikannya sekarang, bagiku sudah cukup.

“Tapi apa benar noona diundang kemari?” tanyanya sambil terkekeh.

“Mwoya? Kau pikir aku tamu tidak diundang?”

“Siapa yang tahu kalau ternyata noona kemari hanya untuk mencariku.”

“Neo micheoseo?!” teriakku sambil menarik daun telinganya dengan kesal.

Dia lagi-lagi tertawa dengan gayanya yang jenaka. Kemudian kami masuk ke dalam dan dia mengantarkan aku sampai ke depan Taeyeon dan aku bisa melihat wajah cantiknya semakin cantik karena dia tampak sangat bahagia.

“Berbahagialah, Taeyeon.” Kataku.

“Gamsahamnida, seonsaengnim. Cepatlah menyusul.” katanya sambil mengedipkan sebelah matanya.

“Kau dengar itu? cepatlah menyusul.” Ejek Kibum

Taeyeon dan suaminya hanya tertawa melihat gaya usil Kibum yang membuatnya semakin tampak menggemaskan. Aku hanya mengusap kepalanya perlahan.

“YA! Jangan membuatku terlihat seperti yeoja yang tidak laku. Aku akan menikah dalam waktu dekat ini.”

Kami semua tertawa bersamaan karena celetukanku itu.

 

(Kibum POV)

Ketika aku sedang ngobrol  dengan Yuri noona, tiba-tiba Junhyung hyung menghampiriku bersama dengan Suzy.

“Kibum-ah, aku pulang duluan. Suzy tampak gelisah sekali ingin cepat pulang.” Kata hyung sambil tertawa.

Aku melirik Suzy yang tampak kesal dengan perkataan hyung. Dia mencubit lengan hyung sambil memanyunkan bibirnya. Kemudian hyung mengusap kepala Suzy dengan lembut. Aish mereka itu benar-benar!

“Aku sudah pamit pada Teuki. Aku pulang dulu.”kata Hyung lagi.

Baru saja aku mau menyahuti perkataannya, tiba-tiba Hyuna masuk ke ruangan dengan tergesa kemudian dia melingkarkan lengannya di lengan hyung.

“Jagiya, mianhae aku terlambat.”

Mwo? Apa katanya? Jagiya? Tunggu dulu. Tunggu dulu. Apa aku tidak salah dengar?

“Annyeong, Kibum.” Kata Hyuna sambil melambaikan tangannya.

“Kau kemari?” tanyaku.

“Hmmm…menemani pacar.” Katanya sambil mengedipkan sebelah matanya kemudian mengeratkan pegangan tangannya di tangan hyung.

“Jadi… Jadi kalian….”

 

(Junhyung POV)

Aku tertawa melihat Kibum yang tampak kikuk ketika mengetahui hubunganku dengan Hyuna. Ya, akhirnya aku memutuskan jalan yang sangat ekstrim. Melupakan keinginanku untuk bersama dengan Suzy dan mencoba hidup baru dengan Hyuna. Aku tahu ini sulit. Bahkan Hyuna pun tahu kalau perasaan tidak semudah itu menguap, namun kesabarannya untukku membuatku banyak belajar. Dan aku mau berubah.

“Kau tidak tahu? Kami sudah kencan lagi.” Kata Hyuna.

“Sejak kapan?”

“Sejak dulu, sekarang dan selamanya.”

“Jadi hyung, kau tidak pacaran dengan Suzy?”

“Tidak. Jadi berhenti membuat Suzy cemburu.”

“Oppa!” potong Suzy sambil menginjak kakiku.

Aku tahu kalau Kibum cemburu ketika melihat datang bersama dengan Suzy. Tapi aku sengaja tidak memberitahunya buru-buru mengenai hubunganku dengan Hyuna. Aku hanya ingin mengerjainya. Tapi dia malah membuat Suzy cemburu dengan kebersamaan dirinya bersama wanita itu.

“Wae? Bukannya kau memang cemburu makanya ingin cepat pulang?” ejek hyung lagi.

“Oppa!” keluh Suzy.

“Ah, sudahlah. Oppa, aku mau bertemu dengan mempelai wanitanya. Aku ingin lihat secantik apa sepupu Kibum jika sedang menikah. Bagaimanapun aku akan menyusul sebentar lagi.” Potong Hyuna.

Kibum tertawa mendengar ucapan Hyuna. Kemudian Kibum menyentil kening Hyuna dengan cukup keras hingga dia mengaduh kesakitan.

“YA! Berapa usiamu? Kau mau menikah?” kata Kibum.

“Biar saja. Supaya oppa tidak berubah pikiran dan meninggalkanku.” Katanya sambil menatapku kemudian mengeratkan lengannya di lenganku.

Aku tersenyum, kuusap perlahan keningnya. Dia memang sangat penyabar dan kupikir dicintai akan lebih melegakan dibandingkan mencintai dengan cara memaksa. Aku belum bisa bilang kalau aku pasti akan mencintainya, tapi aku akan benar-benar mengupayakan hal itu.

“Kau ini selalu saja banyak bicara. Kajja, kuantar kau bertemu mereka.”

“Lalu aku bagaimana, oppa?” tanya Suzy.

Aku tersenyum. Dasar pasangan keras kepala. Harus seperti apa lagi baru mereka bisa melepaskan egonya masing-masing?

“Kibum-ah, temani adikku sebentar.” Kataku sambil mengedipkan sebelah mataku.

 

(Suzy POV)

Saat Junhyung oppa pergi, suasananya malah semakin tidak jelas. Aku dan Kibum oppa jadi saling pandang dan benar-benar kikuk. Baru aku mau membuka mulutku untuk memulai pembicaraan, tiba-tiba aku melihat yeoja yang bersama dengan Kibum oppa itu mengangkat telepon. Kemudian dia tampak bicara sesaat, dan dia mematikan ponselnya.

“Nuguya?” tanya Kibum oppa.

Aku kesal sekali karena mereka benar-benar tampak akrab. Kibum oppa tidak pernah dekat dengan banyak wanita. Karena itu melihat mereka sangat dekat, benar-benar membuatku sangat panas. Lagipula oppa belum pernah memperkenalkanku dengan wanita itu. jadi aku tidak pernah tahu siapa dia. Sepertinya mereka memang punya hubungan spesial. Aku beberapa kali mendapati yeoja ini mengusap kening oppa dengan mesra. Arau oppa yang mengusap kepalanya dengan lembut. Aish!

“Nickhun.”

“Waeyo?”

“Molla. Sepertinya ini mengenai foto prewedding kami.”

Glek. Apa katanya? Prewedding? Dia sudah mau menikah? Tunggu dulu. Tunggu dulu. Apa itu berarti dia tidak punya hubungan spesial dengan oppa? Lalu siapa dia?

“Lalu noona mau pulang? Hyung menjemput tidak? Biar kuantar.”

“Tidak perlu. Dia sudah menunggu diluar. Aku pulang dulu.”

“Hmmm.. hati-hati di jalan, noona.”

Tiba-tiba yeoja itu menatapku sesaat kemudian tersenyum. Aku tidak mengerti apa maksud senyumannya itu. tapi kemudian dia mengalihkan pandangannya dan kembali menatap Kibum oppa.

“Berhenti menggodanya. Tidak baik memanfaatkan yeoja untuk menggoda yeoja lain. Apalagi yeoja itu sudah mau menikah.” Kata yeoja itu sambil mengusap kepalanya.

“YA! Noona!”

Yeoja itu pergi sambil tertawa kecil. Chankam, maksud perkataannya tadi itu apa? Jadi oppa melakukan itu hanya untuk menggodaku? Sepertinya itu maksud kata-katanya barusan. Kenapa oppa melakukan itu? aneh sekali.

Kemudian oppa menatapku sesaat lalu dia mengusap kepalanya sendiri sambil menunduk sambil menghela nafas panjang.

“Kakimu sakit?” tanyanya.

Aku mengerutkan keningku. Pertanyaan yang sangat aneh.

“Maksud oppa?”

“Sepatumu sangat tinggi, apa tidak sakit?” tanyanya.

Aku tersenyum. Dia selalu memberikan perhatian dengan cara yang berbeda. Karena itu aku selalu suka dengannya.

“Aniyo, oppa.” Kataku.

“Tubuhmu sudah tinggi. Tidak perlu memakai sepatu setinggi itu.”

“Kau masih saja cerewet, oppa.”

“Hmm… aku mau membawamu pergi sebentar.” Katanya tiba-tiba sambil menarik tanganku.

 

(Kibum POV)

Aku membawanya ke bagian belakang gedung. Tempatnya cukup teduh karena ada pohon besar yang tumbuh. Tempatnya cukup sepi karena bagaimanapun acaranya belum selesai dan masih banyak orang berkumpul disana.

“Kenapa akhirnya hyung melepaskanmu?” tanyaku.

“Molla. Dia bilang eonni lebih cantik dariku. Tapi sepertinya bukan itu alasannya.” katanya sambil tersenyum.

“Lalu kenapa tidak bilang sejak tadi?”

“Aku ingin memberikan kejutan. Tadinya….” Katanya sambil memanyunkan bibirnya.

“Aku memang sangat terkejut tadi, paboya!”

Dia tersenyum kemudian dia mengecup pipiku dengan lembut. Nafasku langsung tertahan. Sudah lama dia tidak begini padaku.

“Iya, aku tahu oppa cemburu tadi.” Katanya sambil mengedipkan sebelah matanya.

“Kau juga cemburu pada Yuri noona kan?”

“Geurom!”

Aku terdiam. Tidak kusangka kalau dia akan dengan mudahnya mengakui perasaan cemburunya seperti itu. dia itu tipikal wanita sombong kan? Tumben sekali dia mudah bilan kalau dia cemburu.

“Jinja?” ejekku.

“Lagipula siapa yeoja itu?”

“Dia guruku, paboya! Kau tidak dengar dia mau menikah?”

Dia tersenyum. Kemudian merapikan dasiku sambil terus tersenyum menatapku. Aku benar-benar gemas melihat wajah seperti itu.

“Jadi kalau oppa masih menggodaku seperti itu, wajar kan kalau aku berpikir oppa masih punya perasaan padaku.” katanya manja.

“Lalu kau bagaimana? Kau masih menyukaiku tidak?”

Dia mengangguk bersemangat. Aku tertawa. Lagi, dia dengan gaya yang tidak biasa berani sekali menyatakan perasaannya.

“Lalu bagaimana? Haruskah kita kembali lagi seperti dulu?” kataku setengah bercanda.

“Menurut oppa?”

 

(Suzy POV)

Kibum oppa tersenyum dengan senyum yang sangat lebar sambil menatapku lekat-lekat kemudian dia memiringkan kepalanya. Dan sambil memegang daguku, dia menciumku dengan sangat lembut dan dalam.

“Aku tidak punya pilihan lain selain menerimamu, jagiya.” Katanya setelah melepaskan ciumannya.

Aku tersenyum dan oppa mengusap keningku dan mengecupnya perlahan. Aku senang masalahnya selesai. Senang sekali hingga aku hanya bisa tersenyum.

“Aku senang sekali, oppa.” Kataku.

“Kau pikir aku tidak? Aish, kau itu yeoja paling bermasalah yang pernah kukenal!” gerutunya dengan bibir yang mengerucut karena kesal.

“Lalu oppa tidak rela memacari yeoja bermasalah sepertiku?” tanyaku.

“Aniyo. Aku senang bisa memanggilmu jagi lagi.”

“Nado, oppa.”

“Lain kali kau harus sering pakai lipstik.” katanya sambil tersenyum.

“Ne. akan kupakai lipstik pemberianmu.”

“Ah, iya, lipstik darimu sebenarnya kuberikan pada yeoja tadi. Yuri noona.”

“Aish, aku tahu kalau ada yang tidak biasa diantara kalian.”

“Cemburu saja. cemburulah. makin cemburu, aku makin senang.”

“Oppa!”

Next time, kau harus lebih manis lagi padaku.” Katanya sambil memelukku tiba-tiba dengan erat dan mengusap punggungku perlahan.

“Kulakukan itu sebisa mungkin, oppa.”

“Nan neol johahae, jagi.”

“Nado. Nan neol johahae.”

******************

_THE END_

18 thoughts on “Boy+Lipstick = Love? [Part 16-END]

  1. akhir’a masalah yg muter2, tuh couple jdian juga akhir’a, udh mw end aja kok masih ada cemburuan thor, romance bumzy’a dkit. Tapi baguslah, smua’a dpt masing2.

  2. Kok dah end c?hehe..
    Akhirnya happy end jg, smpet ktawa ngakak pas bhas aksi sling memanasi kibum ma suzy, lucu bgt!
    Sumpah.. 😀
    Good job thor, ku tunggu ff yg main castnya key lg ya..
    Keep writing thor! 😉

  3. Yahhh tamat ya thor???
    Tp gomawo ceritanya happy ending , sesuai sama apa yg harapkan akhirnya key sama suzy berakhir bahagia,,,

  4. Akhirnya happy ending, suka bgt suzy sm kibum slng cemburin satu sm lain hehe…udh lama gak mampir kesini eh pas mampir ff ini udh sampe end aja
    Ditunggu ff suzy lainnya ya thor ^^

Leave a comment